Informasi Komoditi Memberikan informasi seputar harga komoditas, ekspor impor
Di ranah perdagangan yang dirilis pekan ini, nampaknya harga minyak dipastikan akan terus menguat lagi, ini sebagai salah satu bentuk aksi beli lanjutan dan adanya potensi gejolak politik yang ada di kawasan Semenanjung Korea dan juga Venezuela, kejadian ini dinilai bisa mengganggu keberlangsungan suplai minyak dunia.
Adanya faktor ketakutan juga gangguan suplai minyak secara global kali ini juga membuat harga minyak tipe West Texas Intermediate yang ada di bursa New York Mercantile Exchange dalam perdagangan sebelumnya akan ditutup menguat sebesar $0,67 (1,37% ) di posisi $49,71 per barel. Dan untuk perdagangan mingguan, minyak tipe WTI sudah mengalami kenaikan sekitar 8,6%.
Dan bagi minyak jenis Brent kontrak September yang ada di pasar ICE Futures London dikabarkan mampu menguat sebesar $1,14 (2,21% ) di angka $52,63 per barel. Dalam perdagangan mingguan, jenis minyak Brent memang sudah mengalami kenaikan dikisaran 9,3%.
Penguatan minyak selama seminggu kemarin memang juga didukung adanya penurunan stok minyak pemerintah AS di jangka 4 minggu berturut-turut. Bahkan di hari Rabu lalu pihak EIA (Energy Information Administration) menyatakan kalau stok minyak harus turun 7,2 juta barel, apalagi persediaan bahan bakar nampaknya juga mengalami penurunan sebesar 1,9 juta barel. Sedangkan minyak destilasi stoknya juga turun sebesar 453 ribu barel.
Apalagi beberapa perusahaan minyak asal AS saat ini menyerah dalam melakukan eksplorasi besar-besaran, dengan jalan mengurangi belanja anggarannya sebagai akibat menurunnya harga minyak. Disamping itu situasi di Venezuela dan juga Korea dipastikan akan mengganggu suplay beserta kestabilan harga minyak dunia.
