BI (Bank Indonesia) mengatakan sekitar 64% rakyat Indonesia dari berbagaimacam lapisan masih belum terjaman dengan akses keuangan. Hal tersebut terbukti dengan masih banyaknya para masyarakat, terutama masyarakat yang tinggal di daerah-daerah pedalaman maupun pedesaan belum kenal dengan dunia perbankan.
Agus D.W Martowardojo, Gubernur Bank Indonesia (BI) berkata jika masih banyak para masyarakat yang berada di daerah yang menyimpan uang yang mereka miliki di bawah bantak. Oleh karena itu, pihaknya akan memfokuskan terhadap penyediaan akses keuangan untuk seluruh masyarakat Indonesia.
“Jadi agar terdapat kejelasan, kita akan menyediakan akses keuangan untuk masyarakat. Masyarakat Indonesia secara keseluruhan. Sebab saat ini baru sekitar 36% yang memiliki akses keuangan. Itu kan sangat kecil sekali.”ungkap Gubernur Bank Indonesia di Kantor Kemenko Perekonomian.
Dia berkata, sampai tahun 2023 atau mungkin 7 tahun kedepan, pemerintah memiliki target 90% masyarakat di Indonesia wajib memiliki akses dengan dunia keuangan. Supaya merata akses keuangan dapat maksimal sampai daerah-daerah pinggiran atau pedalaman. “Fasilitas keuangan serta infrastrukturnya akan segera disiapkan pemerintah dalam hal ini Bank Indonesia berperan sebagai fasilitator bersama dengan sejumlah bank yang ada di Indonesia.
Akses jasa keuangan tersebut bukan berarti contohnya program bantuan sosial yang diperoleh dengan tunai, tetapi wajib bantuan sosial dengan disiapkannya fasilitas tabungan maupun fasilitas akses keuangan, dan hal tersebut dapat membuat masyarakat di Indonesia nantinya dapat lebih sejahtera.”tutup Agus.