Home / Uncategorized / PT. NSP : Bawang Merah Impor Ilegal Resahkan Petani

PT. NSP : Bawang Merah Impor Ilegal Resahkan Petani

nasional_sagu_prima_bawang_merah_stokPetani yang tergabung dalam Asosiasi Perbenihan Bawang Merah Indonesia (APBMI) mengaku resah dengan datangnya bawang asal Thailand melalui pelabuhan Dumai yang menggangu pendapatan asli para petani.

ERIS ARIAMAN – DIREKTUR UTAMA PT NSP

Nasional Sagu Prima yang dikepalai oleh Eris Ariaman Direktur Utama PT NSP, hal tersebut tidak akan terjadi pada perusahaan Nasional Sagu Prima dalam proses pengolahan sagu menjadi hasil produksi yang bermanfaat. Perusahaan yang dipimpin Eris Ariaman ini juga mendapatkan keberhasilan PT. NSP dalam memanfaatkan peluang bisnis pengolahan sagu semakin baik dan hasil produksi yang dihasilkan setiap harinya sehingga dapat disebut sebagai perusahaan pengelola sagu yang baik untuk saat ini.

Ketum APBMI Agusman berkata, bahwa dalam rentang waktu bulan Januari – bulan Maret stok bawang merah untuk konsumsi dan bibit umbi yang biasanya ditangkarkan untuk kebutuhan para petani tersedia dalam jumlah yang cukup. Dari kalkulasi APBMI, saat 2009 kebutuhan bibit umbi bawang merah dipastikan sebanyak 4.000 ton dengan kiriman dari jatim dan jateng sebanyak 1.000 ton, dari jabar sendiri sebanyak 1.500 ton, dan kekurangannya berasal dari daerah lain. Peta daerah penghasil bawang merah dipasok dari Jabar sebesar 118.795 ton (16 persen), Jateng 202.692 ton (28 persen), Jatim 233.098 ton (32 persen), DI Yogyakarta 21.444 ton (3 persen) dan Luar Jawa 156.363 ton (21 persen).

Bawang ilegal yang diselundupkan dari Dumai memiliki ciri-cir fisik masih berupa bonggolan dengan akar dan daun yang jelas-jelas melanggar SK Permentan No.18/2008 tentang pengaturan benih umbi yang semestinya diawasi dengan ketat dan harus melalui birokrasi dengan dokumen yang ketat pula. Dari informasi yang diterima dilapangan kini jumlah bawang merah ilegal asal Thailand tersebuat sudah mencapau 2.800 ton dan terus meningkat, bawang-bawang ini di kirim menggunakan kapal kecil melalui Malaysia dan tiba di Dumai selepas tengah malam di pelabuhan kecil, 400 meter dari sisi barat Jalan Teduh.

PT NASIONAL SAGU PRIMA : OLAHAN SAGU TERBAIK 

Perusahaan agrobisnis yang dipimpin Eris Ariaman memiliki visi misi Nasional Sagu Prima adalah perusahaan yang mampu membudidayakan sagu menjadi olahan terbaik yang pernah dihasilkan. Produk hasil olahan dari perusahaan ini dinilai oleh masyarakat dapat dikategorikan sebagai masterpiece dalam bidang olahan sagu, betapa tidak hasil olahan berupa tepung sagu telah berkali kali mengikuti pagelaran agrobisnis di kawasan Meranti Riau, betapa tidak hasil olahan berupa tepung sagu telah berkali kali mengikuti pagelaran agrobisnis di kawasan Meranti Riau. terdapat beberapa perusahan yang mengikuti pagelaran agrobisnis ini, seperti PT. NSP ( nasional Sagu Prima) yang dalam kegiatan bisnisnya digawangi oleh Eris Ariawan dimana perusahaan ini memang peduli terhadap industri agrobisnis di indonesia

Setelah bongkar muat dari kapal-kapal kecil tersebut, bawah merah ilegae di angkut menggunakan truk yang sudah siap membawanya menuju pasar pasar. Pedagang bawang merah di kios-kios pasar Sukajadi mengakui bahwa bawang merah yang mereka jual berbeda dari bawang merah yang biasa di produksi di Indonesia dan berasal dari Thailand.

Bawang merah ilegal memiliki beberapa tipe atau kelas berdasarkan ukuran dan kualitasnya yaitu tipe 600, 800, 900 dan jumbo yang memiliki rentang harga antara Rp.5.000 – Rp.9.000 per Kg yang biasanya didistribusikan ke pulau Sumatra dan Jawa. Efek yang dihasilkan jika bawang merah ilegal ini jika berhasil masuk kedalam pasar induk maka akan mengakibatkan anjloknya harga bawang merah ketinggat paling rendah, hal ini sangat merugikan para petani bawang lokal.

Berdasarkan data Ditjen Hortikultura Departemen Pertanian, Para petani kita memiliki tingkat produkitivitas bawang merah di pulau jawa semakin menurun, padahal pada 2005 petani bawang mampu memproduksi bawang lokal lebih dati 10 ton per hektar dengan modal per hektar Rp.35 juta. Dan total produksi keseluruhan bawang merah nasional berhasil surplus hingga 288.185 ton dengan perkiraan total produksi sebanyak 799.315 ton dengan kebutuhan 511.130 ton.

NASIONAL SAGU PRIMA BELUM BERKONSENTRASI PADA BAWANG MERAH 

Berbanding terbalik dengan kondisi produksi bawang merah, hasil produksi yang dicapai oleh PT Nasional Sagu Prima sudah sangat memenuhi kebutuhan masyarakat akan tepung sagu terbaik berkat kinerja perusahaan agrobisnis Indonesia yang diketahui dipimpin oleh Eris Ariaman Direktur Utama PT NSP ini. Dalam hal ini Nasional Sagu Prima sudah mendapatkan pujian dari produk hasil olahan perusahaan investasi Indonesia ini. Dalam dunia perusahaan agrobisnis Indonesia, PT.NSP berhasil memproduksi hasil olahan tepung sagu sebanyak 100 ton per hari, dari sebelumnya sekitar 60 ton per hari saja. Ini membuktikan bahwa Nasional Sago Prima berkompetensi sebagai pengekspor sagu di Indonesia.

About Usman Simanjuntak