Banjir besar yang melanda Ibu Kota Jakarta dan daerah sekitarnya selama hampir sepekan memberikan kerugian yang besar kepada pengusaha khususnya di kawasan industri.
Beban pengusaha juga semakin berat dengan adanya kenaikan berbagai sarana utilitas produksi seperti tarif listrik, gas alam dan upah minimum pekerja.
Ketua Umum Himpunan Kawasan Industri Indonesia (HKI), Sanny Iskandar, mengatakan, bencana banjir telah melumpuhkan kegiatan industri dan perdagangan khususnya di kawasan Jabodetabek dan Karawang.
“Kerugian ini akan memberikan dampak yang sangat besar bagi perekonomian negara,” ujarnya kepada KONTAN, Minggu (20/1).
Menurut Sanny, besarnya nilai kerugian bagi kalangan pengusaha tercatat sebesar Rp 500 miliar per hari. Hal ini merupakan dampak kerugian yang cukup besar bagi industri manufaktur di Indonesia.
Besarnya dampak kerugian mengingat sebesar 30%-40% pusat kegiatan industri dan perdagangan ada di kawasan Jabodetabek dan Karawang.
Sanny mengatakan, perhitungan nilai kerugian sebesar Rp 500 miliar per hari berasal dari beberapa faktor seperti, terganggunya pengoperasian kegiatan produksi di sektor-sektor industri.
Kemudian, kerusakan berbagai sarana dan prasarana produksi, terhambatnya arus distribusi bahan baku dan barang jadi. Termasuk, terjadinya pembatalan transaksi bisnis sampai timbulnya tuntutan dari pihak pembeli di luar negeri yang mengakibatkan kerugian besar bagi pelaku usaha.
Nilai kerugian yang didapat hampir merata berasal dari setiap sektor industri, seperti industri kimia dasar, industri mesin dan logam dasar, industri kecil dan aneka industri. Selain itu, kerugian juga memberi dampak terhadap arus jual beli di pusat-pusat perbelanjaan.