Home / LOGAM MULIA / Sentimen Negatif Harga Logam Mulia Buat Wall Street Melemah

Sentimen Negatif Harga Logam Mulia Buat Wall Street Melemah

logam-perak

Saham di Amerika Serikat ditutup turun pada senin. Hal tersebut karena sektor pertambangan meluncur bersama penurunan tajam harga logam mulia.

Hal tersebut membuat investor tidak dapat menemukan alasan baru untuk menjaga terus mendorong saham-sahamnya menjadi lebih tinggi selama delapan minggu mengalami kenaikan.

Melansir laman Reuters, Selasa (3/12/2013), Indeks saham utama AS  mulai turun mendekati level impas untuk beberapa hari belakangan ini setelah data-data ekonomi AS yang menggembirakan.

Ekuitas telah mengejar dalam beberapa pekan terakhir dengan ekspektasi stimulus lanjutan dari The Federal Reserve (The Fed). Hal tersebut membuat saham S&P 500 telah meningkat selama delapan minggu berturut-turut yang merupakan jangka terpanjang sejak sembilan minggu pada November 2003 hingga Januari 2004.

Baik Dowjones dan S&P 500 saat ini telah mencapai pencapaian tertinggi sepanjang tahun ini.
“Kami tidak mengharapkan pukulan balik, tapi kami tidak melompat ke pasar dengan kedua kaki, mengingat seberapa jauh kami telah datang, dan bahwa tidak ada katalis yang nyata,” ujar Managing Director Wealth management Oakworth Capital Bank John Norris, di Bingmirham.

The Institute for Supply Management mengatakan indeks aktivitas pabrik nasional naik pada November ke performa terbaik sejak April 2011. Sedangkan laju pekerjaan di sektor ini juga dipercepat. Selain itu, belanja konstruksi meningkat 0,8 persen pada bulan Oktober, tertinggi sejak Mei 2009.

Saham perusahaan pertambangan jatuh sinkron dengan penurunan harga logam mulia. Emas turun 2,6 persen. Perak jatuh 4,2 persen.

Indeks Dow Jones Industrial Average (DJI) turun 77.64 poin menjadi 16.008,77,  Indeks S&P 500 turun 4,91 poin ke 1.800,90, dan The Nasdaq Composite Index (IXIC) turun 14.63 poin menjadi 4.045,26.

Sekitar 70 persen dari perusahaan yang diperdagangkan di Bursa Efek New York dan Nasdaq ditutup melemah.

About Usman Simanjuntak