Howard Schultz selaku Chief Executive Officer Starbucks Corp atau SBUX.O berkata jika di akhir minggu lalu jika perusahaan mempunyai rencana untuk memberikan pekerjaan 10.000 pengungsi yang selama 5 tahun pada 75 negara. Pernyataan tersebut diungkapkan hanya selang 2 hari usai perintah eksekutif Presiden AS yakni Donald Trump yang memberikan larangan pengungsi serta membatasi kedatangan dari 7 negara yang bermayoritas penduduk muslim.
Seperti yang telah dilansir oleh Reuters, Senin, 30 Januari 2017, Trump di hari Jumat lalu menangguhkan semua penerimaan pengungsi dan untuk sementara melarang wisatawan yang berasal dari Syria serta 6 negara mayoritas musim yang lain. Pengusaha eksentrik tersebut memiliki alasan kebijakan itu untuk dapat melindungi Amerika dari serangan para teroris. Sontak kebijakan itu langsung mendapatkan kritik secara internasional dan amarah dari para aktivis hak-hak sipil serta pegiat dan kelompok HAM.
Melalui surat edaran, pemimpin dari Starbucks Schultz berkata pada para wartawan akan melaksanakan seluruh kemungkinan untuk dapat membantu pekerja yang mendapatkan pengaruh atas kebijakan dari Trump itu.
Seperti yang telah diketahui, Schultz sendiri sudah berbicara terkait sejumlah isu serta menempatkan Starbucks pada sorotan nasional. Salah satunya ialah dengan meminta para pelanggan untuk tidak membawa senjata menuju ke dalam seluruh toko Starbuck serta melarang adanya percakapan berbau rasisme. Sedangkan Schultz juga mengatakan jika karyawan yang telah kehilangan hak kesehatan mereka usai dicabutnya UU (Undang-Undang) kesehatan oleh Trump, dapat kembali menggunakan asuransi kesehatan dari Starbucks.