Home / PERDAGANGAN / INDUSTRI & EKONOMI / Dirut BEI : Jokowi Mengawali Ekonomi Pada Keadaan Berat

Dirut BEI : Jokowi Mengawali Ekonomi Pada Keadaan Berat

Tito Sulistio selaku Direktur Utama PT. BEI (Bursa Efek Indonesia) mengungkapkan keadaan perekonomian di Indonesia pada era kepemimpinan Presiden Jokowi (Joko Widodo) cukup sulit. Harga dari komoditas telah tidak menjadi tinggi serta likuiditas yang sangat ketat menjadi salah satu factor. Keadaan likuiditas pada saat ini telah terlanjur tinggi sampai 93% sehingga, mau ataupun tidak pola pendanaan telah mengalami pergeseran lewat pasar modal.

“Era Pak Jokowi, harga dari komoditas mengalami penurunan, Loan to Deposit Ratio (LDR) mengalami kenaikan 93% memang telah tinggi, berat. Nah saat ini, ingin mencari dana, mau ataupun tidak melalui pasar modal dana investasi jangka panjang, pasar modal kemudahan mengakses infrastruktur go public.”ungkapnya, Senin, 20 Februari 2017.

Keadaan ini, apat dikatakan sangat menakutkan sebab sesungguhnya Indonesia mempunyai perekonomian yang cukup kuat. “Ngeri juga seandainya ekonomi kita yang kuat, tetapi memang tidak likuid, mau ataupun tidak, jika LDR telah 93% berat. Di tahun 2004 diperbaiki BPPN LDR 80% dihilangkan, hutang-hutang right off pada saat itu.”imbuhnya.

Sehingga, Tito mengungkapkan, pada saat itu LDR hanya 30% di tahun 2004, kemudian harga komoditas mengalami kenaikan. Sehingga, dinilainya pemerintahan SBY, ada pada era yang jauh lebih mudah jika dibandingkan dengan era Jokowi yang meningkatkan LDR dari yang semula 30% menuju 90% selama 10 tahun serta harga komoditas mengalami kenaikan.

About Wida Yodik

Kontributor komoditi.co.id, seorang ahli finansial, trading, ekonomi makro, mikro agribisnis dan hal lain terkait keuangan.