Home / Uncategorized / Gubernur BI: Kenaikan harga BBM subsidi terlambat 1,5 tahun

Gubernur BI: Kenaikan harga BBM subsidi terlambat 1,5 tahun

bulwingkleGubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo angkat bicara soal penaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi. Dia menyebut, gejolak ekonomi Juli tahun lalu berdampak cukup parah pada Indonesia, salah satu penyebabnya adalah subsidi energi yang terlambat dialihkan.

Saat menjabat menteri keuangan, Agus mengklaim telah berusaha membujuk pemerintah supaya mau menaikkan harga BBM. Nyatanya, keputusan itu baru diambil pada Mei 2013, jelang mencuatnya isu tappering off yang menguras likuiditas negara berkembang.

“Maka bisa dibilang kebijakan BBM itu terlambat 1,5 tahun,” ujarnya di sela-sela seminar ekonomi ANZ, Jakarta, Rabu (26/2).

Kendati terlambat, Agus mengingatkan bahwa mengalihkan subsidi energi untuk mengembangkan infrastruktur tetap penting. Dia pun berkeyakinan, pemodal luar negeri akan mengapresiasi pemerintah ketika harga premium dan solar dinaikkan.

Bila nantinya hal itu dilakukan dan mengerek inflasi, Agus meyakini nominalnya tak akan besar. “Pengurangan subsidi tentu mempengaruhi inflasi, tapi itu merupakan reformasi struktural yang dihormati dunia. Akan sangat baik kalau kita bisa kurangi subsidi energi yang kurang tepat sasaran, karena berbasis harga,” ungkapnya.

Agus membandingkan proses penaikan BBM pada 2013, lebih baik dibandingkan 2008. Enam tahun lalu, ketika harga premium naik inflasi melonjak 11 persen. Sementara tahun lalu, hanya di kisaran 8,3 persen.

Bahkan, pada 2005, kenaikan BBM menyebabkan inflasi 17,5 persen, dan langsung menaikkan angka kemiskinan 2 persen.

Itu indikator yang membuat Agus yakin penaikan BBM di masa mendatang bisa diantisipasi. “Saya terus imbau pemerintah untuk mempertimbangkan pengurangan subsidi,” tandasnya.

Ditemui terpisah, Menteri Keuangan Chatib Basri mengakui menaikkan harga BBM akan memperbaiki fundamental ekonomi Indonesia. Masalahnya, kebijakan itu mustahil dilakukan oleh pemerintahan sekarang yang tinggal hitungan bulan.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sudah menggariskan bahwa penaikan BBM wajib memikirkan dampak pada masyarakat miskin.

“Harga barang-barang naik, tentu ada impact 100 juta orang yang hidup pada garis kemiskinan, atau hampir miskin. Harus dipikirkan kompensasinya, kalau kita harus melakukan penyesuaian BBM,” kata Chatib.

About Usman Simanjuntak