Informasi Komoditi Memberikan informasi seputar harga komoditas, ekspor impor
Di perdagangan Senin (4/14) harga karet masuk zona hijau usai ada kenaikan 3% meskipun banyak kekhawatiran soal pasokan usai para produsen memutuskan akan membatasi angka produksi mereka di awal bulan ini.
Dalam laporan, harga karet untuk pasokan Mei 2018 dalam rilisan Tocom (Tokyo Commodity Exchange) mampu dilaporkan menguat sebesar 2,85% (5,80 poin) ke posisi 209,30 yen/kg.
Pada penutupan perdagangan pekan lalu, harga karet pasokan Mei dibuka dengan harga 203,30 turun 0,10% usai du Jumat malam sudah ada di posisi rebound 2,62% (5,20 poin) ke posisi 203,50 yen/kg.
Dalam analisa yang di nyatakan Gu Jiong dari perusahaan Yutaka Shoji, pengaruh naik turunnya harga karet dipsaran sangat didukung oleh cuaca dan curah hujan yang ada di kawasan Thailand.
“Bukan hanya soal keadaan cuaca saja, adanya persoalan jika para eksportir tengah berencana didalam membatasi ekspor juga sangat mempengaruhi harga karet dipasaran.” imbuh dia, seperti rilisan terbaru dari Bloomberg.
Sejauh ini memang Malaysia, Thailand dan Indonesia kedepannya akan menerapkan lagi skema batasan ekspor karet di bulan Desember ini. Langkah ini memang bisa membantu meningkatkan harga jual ke dalam pasaran global. Selepas adanya penurunan harga karet dan tak ingin kesejahteraan para petani karet semakin tertekan.
Deny Wachyudi Kurnia selaku Direktur Perundingan APEC dan Organisasi Internasional dari Kementerian Perdagangan RI menegaskan jika akan melakukan pemangkasan ekspor di akhir tahun ini. Namun soal berapa jumlah pembatasan ekspor sejauh ini belum bisa dilaporkan ke media.
Namun didalam skema nanti, Vietnam akan ikut serta usai negara yang memiliki produksi terbesar ke 4 ini juga tengah memiliki keinginan yang sama soal pasaran karet yang mereka miliki.
Hari ini, nilai tukar yen dalam posisi melemah 0,63% (0,71 poin) ke level 112,88/dolar AS. Dan ini juga mampu mendongkrak pasaran karet dunia.
