Home / BAHAN BAKAR / Adaro (ADRO) Siapkan Strategi Jaga Produksi Batu Bara di Tengah Tantangan La Nina

Adaro (ADRO) Siapkan Strategi Jaga Produksi Batu Bara di Tengah Tantangan La Nina

Pendahuluan

Emiten batu bara PT Adaro Energy Indonesia Tbk. (ADRO) mengantisipasi fenomena cuaca La Nina dengan curah hujan tinggi yang diperkirakan terjadi pada tahun ini. Perusahaan telah menyiapkan sejumlah strategi untuk menjaga kelancaran produksi batu bara.

Head of Corporate Communication Adaro Energy Febriati Nadira mengungkapkan, pada tahun 2024, ADRO menargetkan volume penjualan batu bara sebesar 65 juta hingga 67 juta ton. Jumlah tersebut terdiri dari 61 juta ton hingga 62 juta ton batu bara thermal dan 4,9 juta hingga 5,4 juta ton batu bara metalurgi dari PT Adaro Minerals Indonesia Tbk. (ADMR).

Untuk menghadapi tantangan La Nina, Febriati menjelaskan bahwa ADRO akan fokus pada aspek-aspek yang dapat dikontrol, seperti pengendalian operasional.

Sementara itu, Direktur Marketing Adaro Indonesia Henderi Tamrin mengatakan bahwa jika target penjualan 67 juta ton tercapai, maka angka tersebut akan menjadi rekor penjualan batu bara ADRO terbesar sepanjang sejarah.

Selain mengoptimalkan operasional, ADRO juga terus melakukan eksplorasi cadangan batu bara. Aset tambang ADRO pun bertambah, termasuk Adaro MetCoal yang memproduksi batu bara metalurgi.

 

Dampak La Nina pada Industri Batu Bara

Aspek Efek La Nina
Produksi – Peningkatan curah hujan dapat menyebabkan banjir dan tanah longsor, sehingga menghambat aktivitas penambangan.
Transportasi – Curah hujan tinggi dapat merusak jalan dan jembatan, sehingga menghambat pengangkutan batu bara.
Kualitas Batu Bara – La Nina dapat meningkatkan kadar air pada batu bara, sehingga menurunkan kualitas dan nilai jualnya.
Permintaan – La Nina dapat menyebabkan penurunan permintaan batu bara di beberapa wilayah yang mengalami kekeringan.
Harga – Gangguan produksi dan transportasi akibat La Nina dapat menyebabkan kenaikan harga batu bara.
Keuangan Perusahaan – Penurunan produksi, penjualan, dan harga batu bara dapat berdampak negatif pada kinerja keuangan perusahaan tambang batu bara.

 

Apa itu La Nina?

La Nina adalah fenomena iklim yang ditandai dengan pendinginan suhu permukaan laut di Samudra Pasifik bagian timur dan tengah. Fenomena ini merupakan kebalikan dari El Niño, yang ditandai dengan pemanasan suhu permukaan laut di wilayah yang sama.

La Nina terjadi ketika angin pasat bertiup lebih kencang dari biasanya, mendorong air hangat di permukaan laut ke arah barat. Hal ini menyebabkan naiknya air dingin dari kedalaman laut ke permukaan, sehingga menurunkan suhu permukaan laut di Samudra Pasifik bagian timur dan tengah.

Dampak La Nina

La Nina dapat berdampak pada pola cuaca di seluruh dunia, termasuk:

  • Peningkatan curah hujan di beberapa wilayah: La Nina dapat menyebabkan peningkatan curah hujan di wilayah-wilayah seperti Indonesia, Australia, dan Amerika Selatan bagian barat.
  • Kekeringan di beberapa wilayah: Sebaliknya, La Nina dapat menyebabkan kekeringan di wilayah-wilayah seperti Amerika Serikat bagian barat daya, Meksiko, dan Afrika bagian timur.
  • Badai yang lebih intens: La Nina dapat meningkatkan intensitas badai di Samudra Pasifik, termasuk badai tropis dan topan.
  • Musim dingin yang lebih dingin: La Nina dapat menyebabkan musim dingin yang lebih dingin di belahan bumi utara, terutama di Amerika Serikat bagian timur dan Kanada.

Dampak La Nina di Indonesia

Di Indonesia, La Nina dapat menyebabkan peningkatan curah hujan, terutama di wilayah-wilayah seperti Jawa, Sumatera, dan Kalimantan. Hal ini dapat memicu banjir dan tanah longsor. Selain itu, La Nina juga dapat menyebabkan penurunan kualitas udara karena peningkatan polusi udara.

 

Prediksi La Nina 2023-2024

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi bahwa La Nina akan terjadi pada akhir tahun 2023 hingga pertengahan tahun 2024. BMKG mengimbau masyarakat untuk mewaspadai potensi dampak La Nina, seperti banjir, tanah longsor, dan penurunan kualitas udara., seperti Nusa Tenggara dan Papua.

 

Kesimpulan

ADRO telah menyiapkan sejumlah strategi untuk menjaga kelancaran produksi batu bara di tengah tantangan fenomena La Nina. Perusahaan fokus pada pengendalian operasional, optimalisasi eksplorasi, dan diversifikasi pasar. Dengan strategi-strategi tersebut, ADRO optimis dapat memenuhi kebutuhan pelanggan dan mempertahankan kinerja keuangannya.

About Muhammad Hafizh Husain