Harga minyak mentah bertambah pada Senin 24/4/2017 sesudah turun mencolok pada minggu lalu lantaran ekspektasi perpanjangan kesepakatan pemangkasan produksi OPEC.
Akan tetapi, pasar masih tetap mewaspadai persediaan dari Amerika Serikat sesudah jumlah rig minyak mentah selalu makin tambah setiap minggu. Pada perdagangan Senin 24/4/2017 jam 11 : 50 WIB, harga minyak alami rebound. Pada minggu lalu, harga minyak terkoreksi 6, 69%.
Harga WTI kontrak Juni 2017 naik 0, 24 poin atau 0, 48% menuju US$49, 86 per barel. Mengenai harga Brent kontrak Juni 2017 bertambah 0, 28 poin atau 0, 54% jadi US$52, 24 per barel.
Goldman Sachs dalam risetnya mengemukakan, harga minyak turun pada minggu lalu akibat menambahnya persediaan AS. Jumlah rig minyak naik dalam 14 minggu berturut-turut jadi 688 rig. Angka itu bertambah 118% dari 27 Mei 2016 di mana jumlah rig cuma meraih 372 buah.
” Ada peluang produksi minyak shale AS bakal bertambah tajam pada Mei 2017 akibat jumlah rig yang melonjak, ” tutur penelitian yang diambil dari Reuters, Senin 24/4/2017.
Disamping itu, U. S. Energy Information Administration (EIA) melansir tingkat produksi minyak AS dalam sepekan yang selesai Jumat 14/4/2017 naik 17. 000 barel menuju 9, 25 juta barel /hari (bph). Angka ini jadi level tertinggi mulai sejak Agustus 2015.
Sebelumnya pada Desember 2016, AS konsisten untuk menahan produksi pada level 8, 7 juta bph. William O’Loughlin, investment analyst Rivkin Securities, menyampaikan volume produksi AS pada minggu kemarin tunjukkan penambahan hampir 10% mulai sejak pertengahan 2016.
” Sentimen itu membuat harga WTI tergelincir ke bawah US$50 per barel, ” katanya.
Menurut Loughlin, pasar memperhitungkan penambahan supply AS makin membebani supply global walau OPEC serta sekutunya kurangi produksi. Artinya aspek fundamental belum cukup mengangkat harga lebih jauh sekarang ini.