Harga minyak mentah dunia mengalami penguatan pada hari Kamis (25/4/2024), didorong oleh beberapa faktor utama. penurunan stok minyak mentah di Amerika Serikat (AS) yang signifikan. Data dari Badan Informasi Energi AS (EIA) menunjukkan bahwa persediaan minyak mentah AS turun 6,1 juta barel pada pekan yang berakhir 20 April 2024, jauh lebih besar dari perkiraan para analis. Penurunan stok ini mengindikasikan bahwa permintaan minyak di AS tetap kuat meskipun terjadi kenaikan harga.

Gangguan Pasokan Minyak di Timur Tengah dan Komentar Menteri Keuangan AS

Kekhawatiran gangguan pasokan minyak di Timur Tengah turut mendorong kenaikan harga. Serangan udara Israel di kota Rafah, Palestina, memicu kekhawatiran potensi kerusakan infrastruktur minyak di wilayah tersebut. Hal ini dapat menyebabkan berkurangnya pasokan minyak global dan mendorong harga lebih tinggi.

Komentar Menteri Keuangan AS Janet Yellen tentang pertumbuhan ekonomi AS juga memberikan pengaruh pada pergerakan harga minyak. Yellen mengatakan bahwa dia memperkirakan pertumbuhan ekonomi AS akan lebih kuat pada kuartal berikutnya, setelah data ekonomi kuartal I/2024 menunjukkan hasil yang lebih lemah dari perkiraan. Pernyataan Yellen ini mengindikasikan kemungkinan meningkatnya permintaan energi di masa depan, yang dapat mendorong harga minyak.

Kenaikan harga minyak ini tentunya membawa dampak positif bagi negara-negara pengekspor minyak. Namun, di sisi lain, hal ini juga dapat membebani negara-negara pengimpor minyak karena akan meningkatkan biaya energi dan transportasi. Pemerintah Indonesia perlu terus memantau perkembangan situasi global yang dapat memengaruhi harga minyak. Diperlukan langkah-langkah strategis untuk mengantisipasi dampak kenaikan harga minyak, seperti diversifikasi sumber energi dan penerapan kebijakan energi yang lebih efisien.

Sumber